KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Persaudaraan Muslimin Indonesia ( PARMUSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur( NTT) pada hari Raya Idul Adha 1446 H/ 2025 berkurban hewan 10 ekor Sapi dan 8 ekor kambing atau total 18 hewan kurban.
Hewan kurban dari Parmusi tersebut didistribusikan di Kabupaten Kupang tepatnya di Masjid Noelbaki , Masjid Oebelo, Masjid Raknamo dan Masjid Al Furkon Manusak dan Masjid Manusak.
Sedangkan di Kota Kupang, khusus untuk binaan pengajian kemudian tetangga sekitarnya, dan pengurus Parmusi, selain itu juga pengurus Parmusi membagikan daging kurban kepada saudara- saudaranya yang tidak mampu di lingkungan rumah masing-masing.
Hal ini dijelaskan Ketua Parmusi NTT, Dra Ening Murtiningsih, M.Pd saat di jumpai disela-sela pemotongan hewan kurban di Desa Manusak Kabupaten Kupang pada Jumat 6 Juni 2025.
Dikatakan Ening, dari 10 ekor sapi dan 8 ekor kambing, menghasilkan sekitar 700 lebih kantong.
Di perkirakan 1 ekor sapi yang besar sekitar 150 kantong daging dengan timbangan satu setengah kilo perkantong untuk 1 orang.
Ening menambahkan, selain kurban di Kabupaten dan Kota Kupang, Parmusi NTT juga berkurban di Kabupaten Malaka khususnya di Desa Metamauk dan Kabupaten Flores Timur tepatnya di Solor Timur yaitu di Masjid Buah Bunga dan Masjid Tanah Werang.
” Saya mendapat Informasi dari Kabupaten Malaka Desa Metamauk dan juga di Kabupaten Flores Timur yaitu di Masjid Buah Bunga dan Masjid Tanah Werang bahwa mereka tidak mendapat hewan kurban,sehingga Parmusi NTT menyalurkan hewan kurban sesuai dengan permintaan masyarakat setempat,” jelas Ening.
Ditanya soal penyumbang hewan kurban untuk Parmusi di hari Raya Idul Adha 2025 ini, Ening yang dikenal ramah tapi tegas ini menjawab, hewan kurban ini selain didapatkan dari teman-teman Parmusi yang ada di Jawa, dan juga komunitas yang hampir setiap tahun mengadakan khitanan massal.
Jadi ada tim dari rumah sakit Bantul Jogyakarta , dari komunitas ini penyumbang sekitar 21 orang yang kebetulan mereka tahu persis sepak terjang Parmusi di NTT.
Sehingga mereka mendorong dirinya agar terus berkarya dan mereka mensuport dengan hewan kurban.
“Selain itu juga kurban ini juga di dapat dari sahabat – sahabat saya, dulu alumni IAIN Syarif Hidayahtullah dan sampai saat ini kami tetap bersahabat dan bertukar informasi dengan sepak terjang saya di NTT dan mereka tergerak untuk membantu. Alhamdulillah setiap tahunnya mereka menyumbang hewan kurban untuk berbagi dengan masyarakat NTT,” ungkapnya.
Dirinya juga bersyukur dengan animo masyarakat untuk mendekatkan diri guna meneladani keikhlasan pengorbanan Nabiullah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, tetap menjadi spirit untuk terus berusaha untuk berbagi pada momen-momen yang sangat sakral ini denga harapan semoga selain mendekatkan diri kepada Allah kelak di Amil Massar , kami punya oleh- oleh yang mudah-mudahan menjadi syafaat dan pertolongan bagi kami.
Dikatakan Ening, pembagian daging kurban ini bukan saja untuk yang Muslim tapi juga non Muslim yang bermukim disekitar pemotongan hewan kurban itu ada sekitar 60 kantong.
” Kenapa kita harus berbagi, karena Rasulullah dulu menaungi orang Yahudi orang Nasrani dan itu Sunnatulloh, hukum alam kalau kita berbeda. Maka kami tidak melihat perbedaan itu menjadi permasalahan, tetapi kalau di pupuk maka perbedaan itu akan menjadi kekuatan. Ketika kita kuat, dengan siapapun kita berbuat baik maka kita akan aman, lingkungan juga aman , tidak ada kecurigaan dan saling bahu membahu terutama dalam membangun kerukunan di NTT,” pungkasnya.(ER)