KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar acara puncak perhelatan _Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS)_ 2025 dengan tema _“Celebrating Shared Cultures and Community Wisdom” dan Kota Kupang, Ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai tuan rumah.
Kegiatan yang berlangsung 11-13 November 2025 ini dibuka secara resmi Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon pada Senin (11/11/2025) di halaman Hotel Harper, Kupang.
Pembukaan pameran dihadiri oleh delegasi negara-negara peserta IPACS 2025, Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, Walikota Kupang Christian Widodo, Duta Besar Keliling _(Roving Ambassador)_ untuk kawasan Pasifik periode 2017-2021 Tantowi Yahya, para pejabat Kementerian Kebudayaan, jajaran pimpinan pemerintahan lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Pemerintah Kota Kupang, pelajar, para kurator, serta para peserta residensi.
Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon menyebutkan bahwa pameran ini merupakan elemen ekosistem kebudayaan yang kaya dan mencerminkan semangat kolaborasi, sinergi serta keberlanjutan budaya yang hidup di Kawasan Timur Indonesia.
“Pameran IPACS 2025 adalah penghormatan dan perayaan warisan budaya yang berakar di tanah Nusa Tenggara Timur. Pameran ini juga mencerminkan komitmen Indonesia yang lebih luas untuk memajukan kebudayaan sebagai kekuatan penting bagi kerja sama regional, yang menghubungkan masyarakat di seluruh Nusantara dan Samudra Pasifik,” terang Menbud Fadli.
Lebih jauh, Menteri Kebudayaan Fadli menegaskan bahwa pameran IPACS 2025 dapat menjadi wujud ekspresi persatuan lintas negara. Kawasan Pasifik memiliki ragam ekspresi budaya seragam, seperti kekayaan maritim yang berasal dari nenek moyang serumpun.

Menteri Fadli menuturkan, apa yang disaksikan saat ini adalah sinergi dalam bentuk yang nyata, di mana para seniman, praktisi budaya, dan komunitas dari seluruh Nusantara dan Pasifik bersatu.
“Kita disatukan oleh satu visi, yaitu memajukan budaya sebagai kekuatan vital dalam jalinan peradaban dunia. Pameran ini dengan bangga menampilkan kekayaan budaya Indonesia Timur yang semarak.”
Tidak hanya itu, Menbud Fadli turut mempersembahkan stan dari Kementerian Kebudayaan yang mengusung tajuk The Listening Thread.
Stan yang terletak dekat panggung utama tersebut merupakan bentuk komitmen Kementerian Kebudayaan terhadap pemberdayaan praktisi budaya, khususnya di seluruh Indonesia Timur.
“Kami, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia merasa terhormat mempersembahkan stan kami, _The Listening Thread,_ sebuah ruang di mana beragam narasi budaya saling bertautan, merangkai kisah dan identitas melalui beragam koleksi,” jelas Menteri Kebudayaan.
Pameran _Kebudayaan Indonesia di Kawasan Timur_ ini menyuguhkan keragaman budaya Nusa Tenggara Timur dan berbagai daerah seperti Papua dan Maluku, dengan anjungan-anjungan kerajinan tradisional, tekstil tradisional, produk kuliner, UMKM, hingga ekspresi budaya lainnya. Pameran terbuka untuk umum pada tanggal 11-13 November 2025, pukul 10.00—19.00 WITA.
Sejumlah ekspresi kultural turut menyemarakkan suasana, di antaranya tari Orsa Modao dari Papua Tengah sebagai simbol harmoni dan kebersamaan, tari Maekat dari Timor Tengah Selatan, hingga musik sasando yang mengalunkan lagu tradisional dan pop Indonesia.
Menutup sambutannya, Menteri Kebudayaan berharap pameran ini dapat menjadi wadah untuk mengenalkan budaya Nusantara yang kaya.
“Mudah-mudahan, pameran ini bisa memberikan gambaran kepada terutama saudara-saudara kita dari Pasifik tentang kekayaan budaya Indonesia yang merupakan _megadiversity_,” tutup Menbud Fadli.(*/ER)






