KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pengolahan dan Pengawetan Pakan Ternak bagi Penyuluh/Petugas secara daring mulai 12 hingga 18 Agustus 2025.
Pelatihan selama tujuh hari dengan total 56 jam pelajaran ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan pakan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, terutama saat musim kemarau di wilayah beriklim tropis seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kekurangan pakan seringkali menjadi kendala utama dalam pengembangan peternakan.
Jika ternak tidak mendapatkan pakan dalam jumlah dan kualitas yang memadai, produktivitasnya akan menurun.
Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi solusi strategis untuk membekali para penyuluh dengan kemampuan mengolah dan mengawetkan pakan dari berbagai bahan, seperti rumput, leguminosa, dan limbah pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman selalu menekankan pentingnya pengolahan pakan yang berkualitas untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan peternakan.
Mentan juga menyoroti perlunya hilirisasi produk pertanian untuk menjadikan Indonesia negara mandiri dan berpengaruh secara global.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Inneke Kusumawaty.
Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa kegiatan ini selaras dengan arahan Menteri Pertanian yang terus mendorong peningkatan produksi pertanian dan peternakan di seluruh Indonesia.
“Pelatihan ini merupakan wujud nyata komitmen Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor peternakan, khususnya para penyuluh sebagai ujung tombak,” ujar Inneke.
Pelatihan ini diikuti oleh 33 peserta penyuluh dari enam kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Malaka, dan Rote Ndao. Para peserta mengikuti kegiatan dari instansi mereka masing-masing.
Sementara itu, Kepala BBPP Kupang, Gunawan, dalam pengantarnya menyampaikan harapannya agar seluruh peserta dapat memanfaatkan pelatihan ini dengan maksimal dan menerapkan ilmu yang didapat di lapangan.
Ia berharap, ilmu yang didapat dapat membantu para peternak di daerah masing-masing dalam mengantisipasi kekurangan pakan di musim kemarau, sehingga produktivitas ternak tetap terjaga.
“Kita ingin agar setelah pelatihan ini, para penyuluh memiliki solusi konkret untuk masalah pakan dan bisa mentransfer pengetahuan ini kepada para peternak secara langsung,” tutup Gunawan. (*/Rilis BBPP Kupang/SW)