KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Negeri Kupang kembali menunjukkan peran strategisnya dalam membangun generasi muda pertanian melalui penyelenggaraan Webinar Millennial Agriculture Forum (MAF) bertajuk “Mendukung Swasembada Pangan Melalui Inovasi Petani Milenial dan Brigade Pangan.”

Kegiatan yang berlangsung secara daring pada Sabtu (30/8/2025) ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Nixon Balukh, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Bambang Kurniawan, petani milenial sekaligus Manajer Brigade Pangan Agro Gemilang, Kalimantan Selatan.

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa kemandirian pangan hanya bisa dicapai dengan adanya regenerasi petani yang berkelanjutan.

Menurutnya, keberadaan petani muda merupakan faktor kunci dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Kita membutuhkan petani milenial yang berani berinovasi, terampil menggunakan teknologi, dan siap terjun ke lapangan. Mereka adalah garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan Indonesia. Pemerintah mendukung penuh setiap inisiatif yang lahir dari anak-anak muda di bidang pertanian,” tegas Mentan.

Dukungan juga datang dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.

Ia menekankan bahwa forum, pelatihan, dan pendidikan vokasi memiliki peran besar dalam melahirkan generasi petani muda yang berdaya saing.

“Regenerasi petani adalah agenda penting untuk masa depan pertanian kita. Petani milenial harus dipersiapkan tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan kemampuan manajerial, inovasi, serta pemanfaatan teknologi. Dengan cara itu, kita bisa memastikan sektor pertanian tetap tangguh menghadapi tantangan global,” ujarnya.

Kepala SMKPP Negeri Kupang, Bogarth K. Watuwaya, dalam sambutannya mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap pendidikan vokasi pertanian dan menegaskan komitmen sekolah dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan nyata di lapangan.

Menurutnya, kegiatan seperti MAF bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga sarana motivasi yang menghubungkan siswa dengan praktisi sukses di dunia pertanian.

“Webinar ini adalah wadah untuk mendengar kisah inspiratif, memahami peluang, sekaligus menyadari bahwa pertanian bisa menjadi profesi masa depan yang membanggakan,” ujarnya.

Dalam sesi materi, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian NTT memaparkan bahwa petani milenial memiliki potensi besar karena terbiasa menggunakan teknologi digital serta berani berinovasi.

“Petani muda adalah kunci keberlanjutan pertanian kita. Dengan inovasi yang mereka bawa, sektor pangan bisa lebih produktif, efisien, dan berdaya saing,” jelasnya.

Sementara itu, pengalaman nyata datang dari Bambang Kurniawan, seorang petani milenial sekaligus manajer Brigade Pangan Agro Gemilang.

Ia menceritakan perjalanan kariernya sebagai petani milenial dimulai dari motivasinya menjadi seorang petani milenial hingga berhasil mendirikan dan mengelola Brigade Pangan Agro Gemilang.

Melalui kerja kolektif, penerapan alat mesin pertanian modern, dan manajemen usaha yang baik, ia membuktikan bahwa sektor pertanian dapat memberikan penghasilan layak serta membuka lapangan kerja.

“Anak muda jangan takut menjadi petani. Justru di sektor ini peluangnya sangat besar. Dengan inovasi, kita bisa menjadikan pertanian sebagai profesi yang bermartabat sekaligus menjanjikan,” ungkapnya.

Kegiatan webinar ini diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri atas siswa SMKPP, mahasiswa Polbangtan/PEPI, guru, dosen, penyuluh, serta praktisi pertanian dari berbagai daerah.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari strategi pemasaran hasil pertanian, peluang agribisnis, hingga akses terhadap program dukungan pemerintah.

Terselenggaranya webinar MAF di SMKPP Negeri Kupang menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi pertanian tidak hanya berfokus pada penguasaan teori dan praktik di kelas, tetapi juga berupaya menghadirkan ruang inspirasi, kolaborasi, dan dialog antar generasi.

Melalui sinergi antara sekolah, pemerintah, dan praktisi, diharapkan lahir lebih banyak inovasi yang dapat mendorong tercapainya swasembada pangan secara berkelanjutan.

Di tengah tantangan ketahanan pangan global, hadirnya petani milenial yang berani berinovasi adalah harapan besar bagi masa depan pertanian Indonesia.

Partisipasi generasi muda bukan hanya menjanjikan, tetapi juga menentukan keberlanjutan kedaulatan pangan bangsa.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, dunia pendidikan, dan para pelaku usaha tani, langkah menuju swasembada pangan bukanlah sekadar cita-cita, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat diwujudkan bersama.(*/Rilis Berita SMK N PP Kupang/ER)

error: Content is protected !!