KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Provinsi NTT mengalami deflasi secara m to m sebesar 0, 40 persen. Deflasi ini terjadi setelah pada akhir lalu NTT terjadi inflasi 0, 22 persen.
Berdasarkan pengeluaran deflasi m to m Mei 2025 disebabkan penurunan 2 kelompok pengeluaran dari 11 kelompok pengeluaran yang di survey.
Hal ini di ungkap Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) NTT Matamira B.Kale saat jumpa pers pada Selasa 2 Juni 2024 di Aula BPS NTT.
Dikatakan Mira, penyebab deflasi m to m 2025 adalah dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1, 35 persen dengan andil 0,51 persen dan kelompok perumahan, air listrik dan bahan makanan rumah tangga 0, 02 persen dengan andil mendekati 50 persen.
Dijelaskan Mira, penghambat dominan dari deflasi mant to mant Mei 2025 ini adalah kelompok transportasi dengan inflasi 0, 55 persen dan andilnya 0, 07 persen diikuti oleh kelompok informasi dan jasa keuangan dengan inflasi 0, 4 persen dan andil 0, 02 persen.
Berdasarkan wilayah cakupan Indeks harga konsumen ( IHK ) di NTT, Deflasi m to m terjadi di 4 Kota IHK yaitu di Waingapu 0, 45 persen, Maumere 0,13 persen, Kabupaten Ngada 0, 79 persen dan Kota Kupang 0,55 persen.
Sebaliknya inflasi m to m itu terjadi di Kabupaten TTS sebesar 0, 07 persen.
Adapun komoditas-komoditas yang mendorong dan menghambat inflasi bulanan pada Mei 2025 jelas Mira, di dominasi oleh kelompok komoditas makanan-minuman dan tembakau artinya harganya yang cukup mencuat.
Lanjutnya, komoditas ini sangat rendah terhadap perubahan dan bergantung pada banyak hal seperti pola penggunaan konsumen, ketersediaan pasokan sehingga ketersediaan pasokan ini bisa di pengaruhi oleh distribusinya atau juga kondisi cuaca.
Pada Mei 2025, yang memberi andil penghambat inflasi atau yang mendorong deflasi itu ada 5 komoditas yaitu, ikan tembang 0, 1 persen, tomat 0,1 persen , ikan kembung 0, 8 persen, sawi hijau 0, 5 persen dan kangkung 0, 03 persen.
Adapun komoditas yang mendorong inflasi atau di sebut menghambat deflasi pada Mei 2025 diantaranya, angkutan udara 0, 27 persen, cabai rawit 0, 04 persen, tarif pulsa ponsel 0, 02 persen, cabe merah 0,01 persen dan bawang merah 0, 01 persen. (ER)